Ketika umat manusia menyadari bahwa kemajuan ilmu dan teknologi yang terus membawa perubahan secara cepat membutuhkan kemampuan penyesuaian diri dengan cepat, maka berbagai sarana pembelajaran menjadi sandaran manusia untuk tetap dapat bersanding dengan pesatnya perubahan jaman. Salah satu media informasi dan pembelajaran yang tak lekang oleh masa adalah media tertulis, seperti buku, jurnal, report, majalah dan sebagainya.
Tuntutan kecepatan perubahan telah pula mengubah paradigma manusia tentang “membaca”, menjadi bergeser dari sekadar melihat huruf demi huruf, kata demi kata dan kalimat demi kalimat. Pola lama ini sangat memakan waktu sehingga rentan terhadap kejenuhan dan ketidaktuntasan. Apalagi jika pola dan gaya bahasa yang tersaji kurang menampilkan impresi yang menggemaskan atau keunikan yang menggelitik.
Belakangan muncul beberapa macam teknik membaca cepat, seperti speed-reading, super-reading, fast-reading, quantum reading, dan semacamnya. Meskipun secara durasi cukup menjanjikan karena memfasilitasi waktu penyelesaian yang lebih singkat, namun belum menjamin tingkat penyerapan dan pemahaman yang memadai atas isi materi dalam media informasi tersebut. Mengapa? Karena proses itu belum berubah dari sekadar menggunakan potensi tradisional, yaitu pikiran sadar (consciousness) manusia yang menggunakan main vision. Bahkan bukan tidak mungkin karena mengedepankan kecepatan, maka kedalaman pemahaman akan isi informasi menjadi tercecer.
Kini dengan menggunakan, mengkombinasikan dan mengintegrasikan berbagai teknik optimalisasi cara kerja pikiran manusia seperti accelerated learning, quantum learning, neuro-linguistic programming (NLP), mind mapping dan photoreading, telah dikembangkan dipraktikkan dan diaplikasikan jawaban atau paradigma baru untuk memahami isi media informasi dari sekadar “membaca” menjadi “mengkomprehensi”, yaitu teknik “Mentally Magic Reading (MMR)” yang memanfaatkan betapa hebatnya potensi pikiran bawah sadar (uncosciousness) manusia dengan peripheral vision, yang bisa secara cepat menyelesaikan bacaan sampai lebih dari 20 ribu kata per menit atau 2 halaman per detik, bahkan dengan media bacaan dalam posisi terbalik. Teknik ini memungkinkan untuk mendapat pemahaman isi bacaan tanpa harus melihat huruf demi huruf atau kata demi kata. Hal ini disebabkan pikiran bawah sadar manusia mempunyai rekaman yang sangat luar biasa yang dapat mengenali dan menyerap informasi dengan cepat tanpa harus melihat detailnya. Menyadari dan merasakan betapa besar manfaat dan keuntungan luar biasa yang diperoleh dengan teknik MMR, maka sangat layak jika saat ini banyak para akademisi, eksekutif, entrepreneur bahkan dokter dan pengacara serta ibu rumah tangga yang ingin menguasai teknik MMR.
teknik pembelajaran yg bagus pak..
BalasHapustp buku'a ada ga ya...??